(Foto oleh penulis, diambil pada Sabtu 14 januari 2016)
Terdapat
banyak sekali obyek wisata baru yang ada di Jember, contoh, Nanggelan, Pantai
Payangan dan masih banyak lagi. Kali ini datangnya dari Jember bagian utara.
SJ88
namanya. Menurut penjelasan warga sekitar S merupakan kepanjangan dari Desa
Sucopangepok. J yakni Kecamatan Jelbuk. Kemudian 88 adalah tinggi dari batu
tinggi yang biasa digunakan untuk berfoto.
Lokasi
dari SJ88 sendiri terbilang mudah untuk dicapai. Dari kota Jember ke arah
Utara, setelah Polsek Jelbuk terdapat jalan ke kiri. Kemudian mengikuti jalanan
aspal sekitar kurang lebih 4km dengan jarak tempuh sekitar 10-15 menit
dikarenakan jalan tidak rata dan seutuhnya dari aspal. Setelah sampai di
parkiran, masih harus berjalan menaiki bukit sekitar 15 menit sampai 30 menit. Namun
itu tergantung banyaknya waktu istirahat yang digunakan, semakin sering
berhenti semakin bertambah waktu yang dibutuhkan untuk menuju puncak.
Kurang
lebih 1 tahun sudah SJ88 ini menjadi obyek wisata bagi warga Jember. Terdapat banyak
sekali perbedaan yang ada disana. Mulai dari segi ekonomi dan juga sosial. Dari
segi ekonomi dapat dengan jelas terlihat bahwa terdapat banyak sekali warga
yang memanfaatkan momen datangnya para pengunjung untuk berjualan makanan. Mulai
dari tempat parkir hingga mendekati puncak, para penjual menjajakan jualannya. Ini
merupakan suatu hal yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.
Dampak
sosial yang terasa adalah para warga hampir setiap hari bertemu kemudian
bercengkrama dengan para pengunjung yang hendak mendaki. Alhasil warga
mempunyai wadah untuk membantu para wisatawan menjawa tentang apapun yang
berkenaan dengan SJ88. Tidak terasa warga yang mayoritas berbahasa madura, juga
sedikit terpaksa meningkatkan dan menggunakan kemampuan bahasa Indonesianya
demi dapat mencerahkan kebingungan yang ada di pengunjung. Jadi tidak hanya
bahasa daerah yakni, madura, akan tetapi bahasa jawa ataupun Bahasa Indonesia
digunakan dan dipertajam setiap harinya. Hal ini juga sangat memperkuat bahwa
jember merupakan wilayah Pandalungan yang mana masyarakat Jawa dan Madura dapat
hidup harmonis dan saling berdampingan.
(Baca:http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/2014/06/11/sekilas-tentang-masyarakat-pandhalungan)
Jember
lambat laun memiliki banyak sekali kekayaan budaya maupun obyek wisata. Diharapkan
hal ini dapat dijadikan tren positif yang nantinya akan memberikan
kesejahteraan bagi warga Jember. Tidak hanya wisatawan dalam Negeri, akan
tetapi juga diharapkan terdapat wisatawan domestik yang rela jauh-jauh
berkunjung demi untuk merasakan indahnya Jember.
Seperti
kata harapan masyarakat kota pandalungan ini yang jika disimpukan berbunyi. “Jember
untuk Dunia”