follow me

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Selasa, 10 Juli 2018

Review Film: Surga yang tak Dirindukan



Sutradara         : Kuntz Agust
Produser          : Manoj Punjabi
Penulis             : Asma Nadia
Pemeran          : Fedi Nuril sebagai Prasetya
                        Laudya Cynthia Bella sebagai Arini
                        Raline Shah sebagai Mei Rose
                        Sandrinna Michelle sebagai Nadia
                        Kemal Palevi sebagai Amran
                        Tanta Ginting sebagai Hartono
                        Zaskia Adya Mecca sebagai Sita
                        Landung Simatupang seabgai Sutejo
                        Ray Sitoresmi sebagai Sulasti
                        Vita Mariana sebagai Lia

Film ini dirilis pada tahun 2015 yang mana merupakan karya novel karangan penulis ternama yakni Asma Nadia.

SINOPSIS
Pada awalnya Pras dan kedua temannya yaitu Amran dan Hartono sedang berada di jalan mengemudikan mobil, kemudian mereka menemukan seorang anak yang jatuh ketika bersepeda. Pras lalu membawanya pulang ke taman bermainnya, dan disitulah dia pertama kali bertemu dengan Arini.
Singkat cerita, disitulah berawal Arini dan Pras saling mengenal satu sama lain. Dan tidak lama kemudian, keduanya menikah.

Pada awalnya, kehidupan rumah tangga antara Pras dan Arini baik-baik saja, bahkan bisa dibilang paling baik diantara kawan-kawannya. Akan tetapi bencana rumah tangga datang seketika. Pras yang sedang dalam perjalanan ke Kulon Progo melihat adanya kecelakaan dan langsung membawa korbannya ke Rumah sakit. Kebetulan korban kecelakaan tersebut adalah perempuan bernama MeiRose. MeiRose sedang hamil dan melahirkan di rumah sakit itu juga. Sesaat setelah bayinya lahir, Meirose mencoba untuk bunuh diri dengan melompat dari atas gedung rumah sakit. Akan tetapi Pras mencoba untuk menghalangi MeiRose dan dia berjanji akan menikahinya. Meirose dapat diselamatkan dan langsung melakukan prosesi akad di rumah sakit tanpa sepengetahuan Arini.
Namun dengan berjalannya waktu Arini dapat mengetahui bahwa suaminya telah mendua. Disitulah konflik mulai terjadi. Arini sangat terkejut dan terpukul atas apa yang menimpa dirinya. Lambat laun Arini mulai bisa menerima Meirose ketika Pras. Terlebih lagi saat Pras mengalami musibah kecelakaan, Arini mencoba untuk menyatukan dan sekaligus mengenalkan Meirose dengan sanak familinya.

Review:
Disini penulis akan mencoba untuk menganalisa film Surga yang Tak Dirindukan. Harus diakui memang film ini sangat menarik. Terdapat bagian yang tak disangka-sangka semisal bagaimana Pras yang dikenal sebagai pemuda yang baik dan sholeh mendadak beristri lagi secara diam-diam. Pada bagian ini penonton akan mulai untuk geleng-geleng kepala.

Film ini baik atau buruk?
Film ini sangat mencerminkan dinamika kehidupan. Seakan memberi nasihat terhadap penonton untuk selalu bijak dalam bertindak. Dan poin penting yang dapat diambil disini adalah memang tidak mudah untuk menjadi bijak, untuk sekelas Pras yang dikenal sebagai pemuda sholeh dan suami yang bertanggung jawab, pada akhirnya dia juga membuat kesalahan fatal. Walaupun pada akhirnya Arini dapat menerimanya. Poin yang dapat digaris bawahi selanjutnya ialah sosok Arini yang dengan ikhlas dapat menerima kehadiran Meirose, tidak mudah bagi seorang wanita untuk menghadapi permasalahan tersebut. Tapi Arini bisa bijak dalam menyikapinya.
Jadi kesimpulannya, film ini sangat baik untuk ditonton. 

Rabu, 27 Juni 2018

Antologi Cerpen : 12 Keping Kebodohan


Buku ini mengisahkan tentang isu-isu sosial yang ada di kehidupan. 13 cerpen hadir untuk mewakili beberapa isu yang seringkali muncul di peradaban. Entah apa tujuan pasti para ke empat penulis mangangkat tema atau permasalahan ini. Tapi yang jelas, buku ini melambangkan permasalahan yang tidak jauh dari lingkungan kita.

13 cerpen diantaranya adalah berjudul ‘Dendam Elang Inati’ yang mengisahkan tentang sebuah pengkhianatan seseorang yang sudah sangat dipercaya. Dari sini kita bisa belajar bahwa, yang dipercaya saja bisa berbohong, bisa menyakiti, dan punya maksud untuk menjatuhkan, apalagi seseorang yang sedari awal meragukan. Tentu tidak mudah mengklasifikasikan mana yang tulus dan mana yang tidak, tapi apapun peran kita dalam suatu lingkup kehidupan, jangan lah sekali kali kita berperan sebagai pengkhianat, walaupun resikonya kita yang justru dikhianati.

Kemudian cerita menarik lainnya ialah ‘Rumah Emas’. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang ingin disampaikan penulis adalah bagaimana rumah sendiri adalah sebaik-baiknya tempat tinggal. Walaupun terdapat permasalahan, itu tidak berarti di tempat lain akan menjanjikan kebahagiaan melebihi rumah sendiri. Atau justru malah lebih merepotkan, terlebih membahayakan.

Dan judul cerita pendek yang dipilih penulis untuk menjadi sebuah judul utama ialah ’12 Keping Kebodohan’. Di awal cerita memang penulis memberitahukan bahwa cerita ini sulit dipahami, dan benar saja, memang saya sendiri tidak begitu paham, apalagi disuruh menceritakan ulang. Jadi ya biar baca sendiri saja ya hehe. Hubungi penulis untuk beli bukunya J.

Para penulis yang masih mahasiswa ini masih menyempatkan untuk berkarya ditengah-tengah kesibukannya menuntut ilmu. Ini tentu bukan lah hal yang mudah ketika membagi waktu antara kewajiban dan kesukaan. Namun dengan adanya semangat, para penulis pada akhirnya mampu dalam menyelesaikan buku antologi cerpen ini.


Kepada para penulis, Mohammad Khairul Umam, Abu Bakar Ahmad, Bagas Wahyu Widyantoro dan yang terakhir ialah kawan saya semasa putih abu-abu dulu yaitu Tri Angga Maulana. Saya sangat mengapresiasi pencapaian kalian, terus berkarya demi memajukan tingkat literasi, karena yang kalian lakukan sangat berdampak baik pada diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan yang pastinya kalian sudah membuat bangga almamater kita Universitas Jember.