13 cerpen diantaranya adalah berjudul ‘Dendam Elang Inati’
yang mengisahkan tentang sebuah pengkhianatan seseorang yang sudah sangat
dipercaya. Dari sini kita bisa belajar bahwa, yang dipercaya saja bisa
berbohong, bisa menyakiti, dan punya maksud untuk menjatuhkan, apalagi
seseorang yang sedari awal meragukan. Tentu tidak mudah mengklasifikasikan mana
yang tulus dan mana yang tidak, tapi apapun peran kita dalam suatu lingkup
kehidupan, jangan lah sekali kali kita berperan sebagai pengkhianat, walaupun
resikonya kita yang justru dikhianati.
Kemudian cerita menarik lainnya ialah ‘Rumah Emas’. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa pesan yang ingin disampaikan penulis adalah bagaimana
rumah sendiri adalah sebaik-baiknya tempat tinggal. Walaupun terdapat
permasalahan, itu tidak berarti di tempat lain akan menjanjikan kebahagiaan
melebihi rumah sendiri. Atau justru malah lebih merepotkan, terlebih
membahayakan.
Dan judul cerita pendek yang dipilih penulis untuk menjadi
sebuah judul utama ialah ’12 Keping Kebodohan’. Di awal cerita memang penulis
memberitahukan bahwa cerita ini sulit dipahami, dan benar saja, memang saya
sendiri tidak begitu paham, apalagi disuruh menceritakan ulang. Jadi ya biar
baca sendiri saja ya hehe. Hubungi penulis untuk beli bukunya J.
Para penulis yang masih mahasiswa ini masih menyempatkan
untuk berkarya ditengah-tengah kesibukannya menuntut ilmu. Ini tentu bukan lah
hal yang mudah ketika membagi waktu antara kewajiban dan kesukaan. Namun dengan
adanya semangat, para penulis pada akhirnya mampu dalam menyelesaikan buku
antologi cerpen ini.
Kepada para penulis, Mohammad Khairul Umam, Abu Bakar Ahmad,
Bagas Wahyu Widyantoro dan yang terakhir ialah kawan saya semasa putih abu-abu
dulu yaitu Tri Angga Maulana. Saya sangat mengapresiasi pencapaian kalian,
terus berkarya demi memajukan tingkat literasi, karena yang kalian lakukan
sangat berdampak baik pada diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan yang
pastinya kalian sudah membuat bangga almamater kita Universitas Jember.