follow me

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Rabu, 27 Juni 2018

Antologi Cerpen : 12 Keping Kebodohan


Buku ini mengisahkan tentang isu-isu sosial yang ada di kehidupan. 13 cerpen hadir untuk mewakili beberapa isu yang seringkali muncul di peradaban. Entah apa tujuan pasti para ke empat penulis mangangkat tema atau permasalahan ini. Tapi yang jelas, buku ini melambangkan permasalahan yang tidak jauh dari lingkungan kita.

13 cerpen diantaranya adalah berjudul ‘Dendam Elang Inati’ yang mengisahkan tentang sebuah pengkhianatan seseorang yang sudah sangat dipercaya. Dari sini kita bisa belajar bahwa, yang dipercaya saja bisa berbohong, bisa menyakiti, dan punya maksud untuk menjatuhkan, apalagi seseorang yang sedari awal meragukan. Tentu tidak mudah mengklasifikasikan mana yang tulus dan mana yang tidak, tapi apapun peran kita dalam suatu lingkup kehidupan, jangan lah sekali kali kita berperan sebagai pengkhianat, walaupun resikonya kita yang justru dikhianati.

Kemudian cerita menarik lainnya ialah ‘Rumah Emas’. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang ingin disampaikan penulis adalah bagaimana rumah sendiri adalah sebaik-baiknya tempat tinggal. Walaupun terdapat permasalahan, itu tidak berarti di tempat lain akan menjanjikan kebahagiaan melebihi rumah sendiri. Atau justru malah lebih merepotkan, terlebih membahayakan.

Dan judul cerita pendek yang dipilih penulis untuk menjadi sebuah judul utama ialah ’12 Keping Kebodohan’. Di awal cerita memang penulis memberitahukan bahwa cerita ini sulit dipahami, dan benar saja, memang saya sendiri tidak begitu paham, apalagi disuruh menceritakan ulang. Jadi ya biar baca sendiri saja ya hehe. Hubungi penulis untuk beli bukunya J.

Para penulis yang masih mahasiswa ini masih menyempatkan untuk berkarya ditengah-tengah kesibukannya menuntut ilmu. Ini tentu bukan lah hal yang mudah ketika membagi waktu antara kewajiban dan kesukaan. Namun dengan adanya semangat, para penulis pada akhirnya mampu dalam menyelesaikan buku antologi cerpen ini.


Kepada para penulis, Mohammad Khairul Umam, Abu Bakar Ahmad, Bagas Wahyu Widyantoro dan yang terakhir ialah kawan saya semasa putih abu-abu dulu yaitu Tri Angga Maulana. Saya sangat mengapresiasi pencapaian kalian, terus berkarya demi memajukan tingkat literasi, karena yang kalian lakukan sangat berdampak baik pada diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan yang pastinya kalian sudah membuat bangga almamater kita Universitas Jember.